[Kisah Nyata] Awas Ada Copet di Angkot — Bagian Dua

gambar: Okezone


Sudah baca bagian satu? Jika belum, klik ini untuk baca.

Setelah kejadian itu, angkot kembali jalan. Dapat beberapa ratus meter, angkot kembali berhenti karena ada penumpang yang hendak naik.

Ternyata copet lagi.

Setelah saya meniliknya dan mengingat-ingat karakteristik fisiknya, yaitu dengan topi dan tas C*nsina, saya menyimpulkan dia copet yang pernah menarget saya beberapa bulan silam.

Dia naik angkot bersamaan dengan pengamen. Dikarenakan bangku artis sudah diduduki pengamen, dia duduk agak masuk ke dalam. Tepatnya di sebelah wanita yang duduk di sebelah kiri saya.

Ternyata bukan hanya saya yang ngeh kalau pria yang baru masuk tadi adalah seorang copet.

Adalah wanita di sebelah kiri saya juga menyadarinya. Dia langsung menyenggol lengan saya. Ekor matanya seperti bertanya, "Copet juga, kan dia?"

Seolah saya mengerti kode tersebut, saya mengangguk setuju. Lantas wanita itu mendekap tasnya. Kalau melihat situasi, sepertinya penumpang yang lain juga sadar karena belum lebih dari satu jam sudah naik lagi pria yang diduga pencopet.

Jadilah pria terduga copet itu menjadi pusat perhatian. Bukan hanya penumpang, melainkan pengamen yang sedang asyik bersenandung dengan genjrengan khas pengamen angkutan kota.

Alhasil, tidak lama dia duduk, lebih kurang tiga menit, dan entah di mana tujuannya sebab dia turun di tepi persawahan yang terbengkalai di sekitar Eagle Park, Periuk.

Setelah turun, langsung saja wanita di sebelah kiri saya berseru. "Copet juga tuh!"

"Waktu itu temen saya kena sama dia." Lanjutnya. 

Seketika hati saya merasa lega, puas!

Ternyata seru juga menjadi orang yang berguna. Setidaknya dalam hal pria dewasa yang duduk di sebelah kanan saya yang terselamatkan dari pencopetan.

"Iya, nah dia itu bu yang pernah narget saya. Dia coba buka sleting tas depan saya, tapi karena seret sletingnya jadi bunyi, saya sadar. Saya geser tasnya. Eh dia turun." Kata gue.

"Di mitra 10 kan turunnya? Iya sama waktu itu." Kata ibu itu.

Dan pembahasan tentang copet yang barusan turun langsung nyamber saat pengamen itu yang baru menyelesaikan lagunya ikut bercerita.

"Copet itu mah bu, makanya dri tadi pas naik saya awasin dia. Soalnya saya pernah ngeliat sendiri. Saya dateng, ada ibu-ibu duduk di sini (nunjuk tempat duduk gue), pas saya dateng, mau ngamen, dia langsung pura-pura tidur. Biar gak saya pintain uang ngamen. Ya saya tersinggung sih. Saya tau, dia daritadi melek, tapi pas saya dateng dia malah tidur.

Eh, pas ditengah saya nyanyi, tuh orang tadi (copet) ngerogoh tas ibu ini (nunjuk gue). Saya liat dia (copet) masukin hp ke tas yg dia. Saya diem aja.

Pas dia (copet) udah turun saya langsung bangunin ibu itu. Trus ibu itu malah bilang, "maaf bang,"

Saya jawab, gak bu saya ga minta uang, itu ibu cek tas ibu, kebuka gak sletingnya. Ibu itu meriksa, katanya, "iya bang, kebuka. Hp saya gaada." Langsung saya nasihatin.

Makanya bu, kalau ada pengamen itu jangan pura2 tidur, kenakan, saya mah dikasih gak dikasih gapapa, yang penting udah usaha, tapi saya kesinggung aja. 

Kata ibu2 itu, "iya, bang maaf..... " dan seterusnya.

Ya gak masalah si pengamen itu malah curhat. Tpi intinya itu copet udah sering beraksi di angkot jurusan yang sama. Apa gak takut ketangkep ya? Secara kan korbannya juga udah banyak (mungkin).

Sayang, gue gak sempet motret dia. Karena kondisinya dadakan banget. Gue juga lagi gak pegang hp.

Ya intinya, kalau kalian naik angkot terus kebagian duduk di belakang supir, atau deretannya, hati-hati aja. Mawas diri. Tas kalau bisa sletingnya dipindahin ke belakang, kayak dibalik gitu posisi tasnya. Trus di peluk deh. Biar kerasa kalau ada sentuhan apapun.

Kayak gini nih.


 
(Foto itu gue ambil di kelas. Karena gak ada yang motoin kalo di angkot mah)

Trus kalo punya firasat seseorang itu copet, jangan  tatap matanya, takut dia pake ilmu hipnotis, malah kena. Waspadain aja gerak-gerik tangannya.

Oke segitu aja sih yang mau gue sharing dan gue ceritain. Stay safe ya kawan-kawan, dan jangan takut naik angkutan umum (angkot).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Kisah Nyata] Awas Ada Copet di Angkot — Bagian Satu